02 Dec

Mahasiswa Fisika UMLA ciptakan Sensor Batuk untuk Pasien TBC

LAMONGAN- Tuberkulosis (TBC)  atau TB adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri. TBC umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.Tingginya kasus TBC (Tuberkolusis) menginspirasi tim Program Kreatifitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Fisika Universitas Muhammadiyah Lamongan untuk mendesain satu unit alat monitoring batuk penderita TBC.

YKetua Tim PKM-KC Prodi Fisika UMLA, Masria Musfiana(Masria) yang dibantu anggota Latifatun Nur Aini, Vanis Aisyatul Ayu Sugiarti, dan Dalila Febriyanti megangkat judul Alat Monitoring Tingkat Keparahan Batuk Pada Pasien TBC.

Alat ini membantu tenaga kesehatan (nakes) agar dapat memonitoring dari jarak jauh tanpa harus bertatap muka dengan pasien secara langsung. Alat tersebut seperti CCTV yang ditempatkan di salah satu ruang rumah sakit kedap suara khusus pasien TBC. Alat ini mempunyai sensor suara yang peka terhadap batuk pasien. Hasil dari sensor alat ini mengirimkan data rekap pasien TBC melalui web para nakesnya. Menariknya alat ini berbasis IOT (Internet of Things). Salah satu sebab tingginya pasien TBC dikarenakan kurangnya monitoring dari tenaga medis serta pasien yang tidak selalu control ke rumah sakit sehingga semakin menambah jumlah kematian pasien TBC. sehingga menjadi cikal bakal ide dari Tim PKM-KC ini.

Melalaui alat ini, tandas Masria, diharapkan dapat mencapai tiga target kebaikan. Pertama mengurangi angka kematian pasien TBC, mencegah nakes tertular pasien TBC, serta memudahkan nakes memonitoring pasien dari jarak jauh. Sehingga nakes langsung memberikan tindakan kepada pasien ketika batuk pasien TBC mengalami peningkatan.